Sabtu, 14 Mei 2011

Kerusakan komunikasi verbal

Definisi :
Keadaan dimana seorang individu mengalami, atau dapat mengalami kemunduran kemampuan untuk mengirim atau menerima pesan (mis; mempunyai kesukaran pertukaran pikiran, ide-ide, atau keinginan)
 




Faktor yang berhubungan :
Patofisiologis
            Berhubungan dengan kekacauan mental, pikiran yang tidak realistis
                        Gangguan skizofrenik
                        Gangguan delusi
                        Gangguan psikotik
                        Gangguan paranoid

            Berhubungan dengan kerusakan fungsi motoris dari otot-otot bicara
            Berhubungan dengan iskemik lobus temporal atau frontal
                        (Kerusakan serebral)
                        Afasia ekspresif atau reseptif
                        Cedera serebrovaskular
                        Kerusakan otak (mis; kelahiran, trauma)
                        Depresi sistem saraf pusat/peningkatan tekanan intra kranial
                        Tumor (kepala, leher, atau medula spinalis)
                        Retardasi mental
                        Hipoksia kronis serebral
                        (Kerusakan neurologis)
                        Quadriplegia
                        Penyakit sistem saraf (miastenia, multiple sklerosis, distrofi otot)
                        Paralisis pita suara
            Berhubungan dengan kerusakan kemampuan menghasilkan suara
                        Kerusakan pernapasan (napas pendek)
                        Edema laring/infeksi
                        Deformitas oral
                                    Bibir sumbing atau palatum
                                    Maloklusi atau fraktur rahang
                                    Kehilangan gigi
                                    Disatria
            Berhubungan dengan kerusakan pendengaran
Tindakan
            Berhubungan dengan kerusakan kemampuan menghasilkan suara
                        Intubasi trakea
                        Trakeostomi/trakeotomi/laringektomi
                        Operasi kepala, wajah, leher, atau mulut
                        Nyeri (tenggorokan atau mulut)
                        Letargi efek anestesia
Situasional
            Berhubungan dengan penurunan perhatian
                        Keletihan
                        Kemarahan
                        Ansietas (berat/panik)
                        Nyeri
            Berhubungan dengan barier psikologis (mis; ketakutan, malu)
            Berhubungan dengan kurang privasi
            Berhubungan dengan kehilangan memori terbaru
Maturisional
            Berhubungan dengan rangsang sensori takadekuat
            (Usia lanjut)
            Berhubungan dengan kerusakan pendengaran

Data mayor :
Menolak untuk berbicara.
Kerusakan kemampuan untuk berbicara.
Berbicara tidak sesuai atau tidak bicara atau tidak berespons.

Data minor :
Ketidakmampuan untuk bicara bahasa dominan.
Gagap.
Disatria.
Afasia.
Masalah dalam menemukan kata-kata yang tepat.
Pernyataan tidak mengerti atau salah mengerti.

Kriteria hasil :
Individu akan
  1. Mengenakan alat bantu dengar (bila sesuai)
  2. Menerima pesan-pesan melalui metode alternatif (mis; komunikasi tertulis, bahasa isyarat, bicara dengan jelas pada telinga yang baik).
  3. Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan berkomunikasi.
  4. Meningkatkan kemampuan untuk mengerti.
  5. Mengatakan penurunan frustrasi dalam berkomunikasi.

Intervensi :
  1. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pengertian.
    1. Bicara dengan terang dan jelas, menghadap kearah klien.
    2. Kurangi suara-suara dalam ruangan yang tidak pelu
-         Hanya satu orang yang bicara
-         Waspada pada latar belakang suara-suara berisik (mis; menutup pintu, mematikan TV atau radio).
    1. Ulangi, kemudian persingkat, bila klien kelihatan tidak mengerti semua maksud.
    2. Gunakan sentuhan dan gerakan untuk meningkatkan komunikasi.
    3. Jika klien hanya dapat mengerti bahasa isyarat, hadirkan interpreter/penerjemah sesering mungkin.
    4. Jika klien berada dalam kelompok, tempatkan klien dibarisan terdepan.
    5. Dekati klien dari sisi dimana fungsi pendengaran lebih baik.
    6. Jika klien bisa membaca gerak bibir, berhadapan dengan klien dan bicara secara perlahan-lahan dan jelas.
  1. Berikan metoda alternatif komunikasi yang lain
    1. Gunakan kertas dan pensil, huruf alfabet, isyarat tangan, kedipan mata, anggukan tangan, bel isyarat.
    2. Buat kartu-kartu dengan gambar-gambar atau kata-kata ungkapan yang biasa digunakan. (mis; basahi bibir saya, pindahkan kaki saya, segelas air pispot)
    3. Anjurkan klien untuk menunjuk, gunakan gerakan dan phantomim.
    4. Konsulkan ke ahli patologi wicara untuk bantuan dalam mendapatkan kartu yang berisi kata-kata atau gambar-gambar.
  2. Berikan lingkungan tenang.
    1. Gunakan suara yang normal dan bicara tidak terburu-buru dengan frase singkat.
    2. Anjurkan orang untuk menggunakan waktu bicara yang cukup dam menggunakan kata secara hati-hati dengan gerakan bibir yang jelas.
    3. Kurangi gangguan eksternal.
    4. Tunda percakapan jika klien lelah.
  3. Gunakan teknik-teknik untuk meningkatkan pengertian.
    1. Tatap wajah individu dan pertahankan kontak mata, jika mungkin.
    2. Gunakan perintah satu tahap yang tidak rumit dan langsung.
    3. Pastikan hanya satu orang yang bicara.
    4. Anjurkan penggunaan gerakan dan phantomim.
    5. Cocokan kata-kata dengan gerakan, gunakan gambar-gambar.
    6. Akhiri percakapan dengan catatan sukses (mis; kembali pada pokok yang lebih mudah)
    7. Gunakan kata-kata yang dama untuk tugas-tugas yang sama.
  4. Buat suatu upaya bersama untuk mengerti saat individu tersebut berbicara.
    1. Berikan waktu yang cukup untuk mendengar jika individu berbicara perlahan.
    2. Ulang pesan individu dengan keras untuk memastikan.
    3. Berikan respons pada semua upaya untuk bicara meskipun tidak dapat dipahami. (mis; “Saya benar-benar tidak tahu apa yang anda katakan, dapatkah anda mencoba mengatakannya sekali lagi?”)
    4. Abaikan kesalahan dan kata-kata tidak sopan.
    5. Jangan pura-pura mengerti jija anda tidak mengerti.
    6. Berikan individu untuk berespons, jangan memotong, berikan kata-kata hanya kadang-kadang.
  5. Ajarkan teknik-teknik untuk memperbaiki bicara.
    1. Minta individu untuk memperlambat bicara, dan ucapkan setiap kata dengan jelas, sementara memberikan contoh.
    2. Anjurkan individu untuk bicara dengan frase yang singkat.
    3. Anjurkan untuk berbicara dengan kecepatan lebih lambat atau bernapas sebelum bicara.
    4. Anjurkan individu untuk mengambil waktu dan berkonsentrasi pada pembentukan kata.
    5. Mintalah individu untuk menulis pesan-pesan atau membuat gambar jika sukar melakukan komunikasi verbal.
    6. Anjurkan individu untuk berbicara dalam kalimat pendek.
    7. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”.
    8. Fokuskan pada saat sekarang; hindari topik-topik kontroversial, emosional, abstrak, atau terlalu panjang.
  6. Ungkapkan masalah frustrasi terhadap ketidakmampuan untuk berkomunikasi, jelaskan bahwa kesabaran diperlukan oleh perawat maupun individu yang sedang mencoba berbicara.
  7. berikan kesempatan untuk membuat keputusan tentang perawatan (mis; “Apakah anda lebih menyukai jus jeruk atau jus apel?”)
  8. Ajarkan teknik-teknik kepada orang terdekat dan pendekatan berulang untuk meningkatkan komunikasi.
  9. jika perlu seorang penerjemah, coba rencanakan kunjungan rutin seseorang mengerti bahasa individu tersebut.

Selamat Datang


Terima kasih atas kunjungannya di blog kami puskesmas tumpung laung, mudah-mudahan blog ini bisa menjadi inspirasi bagi puskesmas lainnya di kota muara teweh agar bisa berkreatif dalam mengembangkan Instansinya.

Buku Tamu

Teman