Sabtu, 11 Juni 2011
08.15 |
Diposting oleh
indra.skep |
Edit Entri
Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Penurunan dalam kapasitas fisiologi seseorang untuk melakukan aktivitas sampai tingkat yang diinginkan atau yang dibutuhkan (Magnan,1987)
Faktor yang berhubungan
Berhubungan dengan gangguan sistem transpor oksigen :
(Jantung) (Pernapasan)
Penyakit jantung kongenital PPOK
Kardiomiopati Atelektasis
Gagal jantung kongestif
Angina (Sirkulasi)
Infark miokard Anemia
Disritmia Hipovolemia
Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme :
(Infeksi) (Tindakan)
Infeksi virus Operasi
Hepatitis Pemeriksaan diagnostik
(Penyakit kronis) Tirah baring lama
Ginjal
Hepar
(Lingkungan)
Stress ekstrim
Nyeri
Berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi :
Obesitas
Malnutrisi
Ketidakadekuatan diet
Berhubungan dengan ketidakaktifan :
Depresi
Kurang motivasi
Gaya hidup monoton
Data yang harus ada
Perubahan respons terhadap aktivitas
Pernapasan :
Dispnoe
Takipnoe
Sesak napas
Nadi
Lemah
Frekwensi menurun
Frekwensi meningkat
Tekanan darah
Gagal meningkat dengan aktivitas
Diastolik meningkat 15 mmHg
Data yang mungkin ada :
Pucat atau sianosis
Kekacauan mental
Kelemahan
Keletihan
Vertigo
Kriteria hasil
Individu akan :
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas
- Memperlihatkan kamajuan (ketingkat yang lebih tinggi dari mobilitas yang mungkin)
- Memperlihatkan penurunan tanda-tanda hipoksia terhadap aktifitas (nadi, tekanan darah, pernapasan)
- Melaporkan reduksi gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi
- Kaji respon individu terhadap aktivitas
- Ukur nadi, tekanan darah, pernapasan saat istirahat
- Ukur tanda vital segera dan 3 menit setelah istirahat.
- Hentikan aktivitas klien bila :
- Keluhan nyeri dada, dispnoe, vertigo, kekacauan mental
- Frekwensi nadi menurun
- Tekanan sistolik menurun
- Tekanan diastolik meningkat 15 mmHg
- Frekwensi pernapasan menurun
- Kurangi intensitas, frekwensi, lamanya aktivitas bila
- Frekwensi nadi lebih dari 3 menit untuk kembali frekwensi awal (atau 6 denyut lebih cepat dari frekwensi awal).
- Frekwensi pernapasan meningkat berlebihan setelah aktivitas.
- Terdapat tanda-tanda hipoksia.
- Meningkatkan aktivitas secara bertahap
- Untuk klien yang pernah tirah baring lama, mulai melakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari.
- Rencanakan waktu istirahat sesuai dengan jadwal sehari-hari klien.
- Berikan kepercayaan kepada klien bahwa mereka dapat meningkatkan status mobilitasnya.
- Beri penghargaan pada kemajuan yang dicapai.
- Beri kesempatan klien membuat jadwal aktivitas dan sasaran pencapaian.
- Tingkatkan toleransi dengan membiarkan klien melakukan aktivitas yang lebih lambat, lebih banyak istirahat, atau dengan banyak bantuan.
- Secara bertahap tingkatkan aktivitas diluar tempat tidur 15 menit setiap hari, tiga kali sehari.
- Izinkan klien untuk mengatur frekwensi ambulasi.
- Anjurkan klien untuk memakai alas kaki yang nyaman.
- Ajarkan klien metoda penghematan energi untuk aktivitas.
- Luangkan waktu untuk istirahat.
- Lebih baik duduk daripada berdiri saat melakukan aktivitas, kecuali hal ini memungkinkan.
- Saat melakukan suatu aktivitas, istirahat setiap 3 menit selama 5 menit untuk membiarkan jantung pulih.
- Hentikan aktivitas jika keletihan atau terlihat tanda-tanda hipoksia.
- Instruksikan klien untuk konsulasi kepada dokter atau ahli terapi fisik untuk program latihan jangka panjang.
- Rujuk kepada perawat komunitas untuk tindak lanjut jika diperlukan.
Label:
Keperawatan
Selamat Datang
Terima kasih atas kunjungannya di blog kami puskesmas tumpung laung, mudah-mudahan blog ini bisa menjadi inspirasi bagi puskesmas lainnya di kota muara teweh agar bisa berkreatif dalam mengembangkan Instansinya.
Buku Tamu
Daftar Link Blog
Teman
Pengunjung
Blog Archive
-
▼
2011
(56)
-
▼
Juni
(32)
- Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk...
- Pedoman Pelatihan Penyusun Kurikulum Berorientasi ...
- Cara menyusun Visi dan Misi
- Penyediaan BOK bagi Puskesmas dan jaringannya, Pos...
- Buku Saku Bantuan Operational Kesehatan (BOK)
- Perempuan, Emosi dan Uang
- Askep Konjugtivitis
- Askep Amputasi
- Tes penyakit Raja Singa (Syphilis TP Test Kit)
- Tes Malaria (SD BIO LINE Malaria Antigen p.f/Pan
- Askep Gout atau pirai
- Askep Decom Cordis atau Payah Jantung
- Askep Gagal Ginjal Kronik (CKD)
- Askep Sirosis Hepatis
- Askep Bibir Sumbing atau Labio palatoshcizis
- Askep Hernia Inguinalis
- Askep Osteomielitis
- Askep Hemoroid
- Askep Batu Ginjal
- Askep HNP
- Askep BPH
- Prosedur Diagnostik Dan Laboratorium Terkait Gangg...
- Askep Anemia
- KEGEL EXERCISE
- Demam Rematik Akut dan Penyakit Jantung Rematik
- Askep Epilepsi
- Diagnosa Keperawatan Gangguan Pola Tidur
- Diagnosa Keperawatan Ansietas
- Diagnosa Keperawatan Kelebihan Volume Cairan
- Diagnosa Keperawatan Kerusakan Integritas Jaringan
- Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan Penatalaksan...
- Diagnosa Keperawatan Intoleransi Aktivitas
-
▼
Juni
(32)