Sabtu, 11 Juni 2011
Ansietas

Definisi :
Keadaan dimana individu/kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi system syaraf autonom dalam berespons terhadap ancaman tidak jelas, non spesifik.

Faktor yang berhubungan
Patofisiologi
Setiap faktor yang mengganggu kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan, dan keamanan.
Situasional
Berhubungan dengan ancaman aktual atau yang dirasakan terhadap konsep diri :
                        Kehilangan benda-benda yang dimiliki
                        Kegagalan (atau keberhasilan)
                        Perubahan dalam status atau prestise
                        Kurang penghargaan dari orang lain
                        Dilema etik

Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat (aktual atau risti) :
                        Kematian
                        Perceraian
                        Tekanan budaya
                        Perpindahan
                        Perpisahan sementara atau permanen
Berhubungan dengan ancaman integritas biologis (aktual atau risti) :
                        Menjelang kematian
                        Serangan
                        Penyakit
                        Prosedur invasif
Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan (aktual atau risti) :
                        Perawatan rumah sakit
                        Perpindahan
                        Pensiun
                        Bahaya terhadap keamanan
                        Polutan lingkungan
Berhubungan dengan perubahan status sosioekonomi (aktual atau risti) :
                        Pengangguran
                        Pekerjaan baru
                        Promosi
Berhubungan dengan transmisi ansietas orang lain terhadap individu.
Maturasional
Bayi/anak
            Berhubungan dengan perpisahan
            Berhubungan dengan lingkungan atau orang asing
            Berhubungan dengan perubahan hubungan sebaya
Remaja
            Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
                        Perkembangan seksual
                        Perubahan hubungan dengan teman sebaya
Dewasa
            Berhubungan dengan konsep diri :
                        Kehamilan
                        Menjadi orang tua
                        Perubahan karir
                        Efek penuaan
Lansia
            Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
                        Kehilangan sensori
                        Kehilangan motorik
                        Masalah finansial
                        Perubahan pensiun

Data yang harus ada :
Fisiologi
            Peningkatan frekwensi denyut jantung
            Insomnia
            Kenaikan tekanan darah
            Keletihan dan kelamahan
            Peningkatan frekwensi pernapasan
            Semburat merah atau pucat
            Diaforesis        
Mulut kering
Dilatasi pupil
Pegal-pegal dan nyeri
Perubahan tinggi suara/suara tremor
Gemetar
Kegelisahan
Palpitasi
Pingsan/pusing
Mual-mual atau muntah
Parestesia
Sering berkemih
Bercak kemerahan
Diare
Emosional
            Klien mengaku tentang
Keprihatinan
Ketidak-berdayaan
Kehilangan kontrol
Kegelisahan
Ketegangan atau menjadi sangat gembira
Ketidakmampuan untuk rileks
Ketidakberuntungan yang diantisipasi
Klien memperlihatkan
Peka rangsang/tidak sabar
Mengkritik diri sendiri dan orang lain
Marah meledak-ledak
Menarik diri
Menangis
Kurang inisiatif
Kecenderungan menyalahkan orang lain
Mencela diri sendiri
Reaksi terkejut
Kognitif
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
Kurang waspada terhadap lingkungan sekitar
Pelupa
Melamun
Berorientasi pada masa lalu
Pikiran buntu
Terlalu perhatian


Kriteria hasil
Seseorang akan :
  1. Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
  2. Menghubungkan peningkatan psikologi dan kenyamanan fisiologis
  3. Menggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menangani ansietas

Intervensi
  1. Kaji ansietas : ringan, sedang, berat
  2. Memberikan ketentraman dan kenyamanan hati
    1. Tinggal bersama klien
    2. Jangan atau meminta klien untuk membuat keputusan
    3. Berbicara dengan tenang dan perlahan, menggunakan kalimat yang pendak dan sederhana
    4. Waspada terhadap perhatian anda sendiri dan hindari ansietas yang timbal balik
    5. Perlihatkan rasa empati (mis ; datang dengan tenang, menyentuh, membiarkan menangis, berbicara)
  3. Singkirkan stimulasi yang berlebih (mis; tempatkan klien di ruangan yang lebih tenang); batasi kontak dengan orang lain
  4. Apabila ansietas telah berkurang, bantu klien untuk mengenali ansietas dengan tujuan untuk mulai memahami atau memecahkan masalah
    1. Berikan dorongan klien untuk mengingat dan menganalisa peristiwa ansietas serupa.
    2. Gali perilaku alternatif apa yang mungkin telah digunakan jika kopingnya maladaptif.
  5. Bantu klien yang sedang marah
    1. identifikasi adanya marah (mis; perasaan frustasi, ansietas, ketidakberdayaan, adanya peka rangsang, berbicara meledak-ledak)
    2. Kenali reaksi anda terhadap perilaku klien; waspadai perasaan anda sendiri dalam bekerja dengan individu yang sedang marah.
    3. Bantu dalam membuat hubungan antara frustasi dengan perasaan selanjutnya.
    4. Sebutkan batasan-batasan dengan jelas; katakan pada individu apa yang benar-benar diharapkan (mis; ”Saya tidak dapat membiarkan anda berteriak”[melempar benda-benda, dsb]).
    5. Ketika menyebutkan perilaku yang tidak dapat diterima, berikan suatu alternatif (mis; beri ruangan yang tenang, aktifitas fisik, kesempatan untuk berkomunikasi dari hati ke hati)
    6. Kembangkan strategi modifikasi perilaku; bicarakan dengan seluruh personil yang terlibat agar konsisten
    7. Lakukan interaksi dengan klien apabila dia tidak banyak menuntut atau manipulatif
  6. Bila berkenan, berikan aktifitas yang dapat mengurangi ketegangan (mis; aktivitas fisik, permainan-permainan)
  7. Bantu anak yang sedang marah
    1. Berikan dorongan pada anak untuk mengungkapkan kemarahannya (mis; ”Apa yang kamu rasakan ketika disuntik?”, ” Bagaimana perasaanmu jika Mimin tidak mau bermain denganmu?”)
    2. Katakan pada anak bahwa marah adalah hal yang biasa (mis;”Saya kadang-kadang marah jika saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan.”)
    3. Berikan dorongan dan biarkan anak untuk mengekspresikan marah dalam cara yang dapat diterima (mis; berbicara keras-keras, memukul mainan, berlari keluar mengelilingi rumah)
  8. Untuk orang-orang yang diidentifikasi mengalami ansietas kronis dan mekanisme koping maladaptif, rujuk untuk penanganan psikiatrik berkelanjutan

Selamat Datang


Terima kasih atas kunjungannya di blog kami puskesmas tumpung laung, mudah-mudahan blog ini bisa menjadi inspirasi bagi puskesmas lainnya di kota muara teweh agar bisa berkreatif dalam mengembangkan Instansinya.

Buku Tamu

Teman